MENJAGA TRADISI KAMPUNG ADAT CIKONDANG DI TENGAH ARUS MODERNISASI
Keywords:
Cikondang Traditional Village, tradition, modernization, customary law, cultural preservationAbstract
This research goals to verify in depth how the people of Cikondang Traditional Village in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung Regency, maintain ancestral traditions in the midst of a stronger trend of modernization. The main issue raised is the extent to which cultural values, customary laws, and traditional social structures are still able to survive and be implemented consistently in the midst of changes in lifestyles and global technology. Apply a descriptive case study method also a qualitative approach, which allows researchers to understand the meaning and cultural practice holistically. Data was obtained by participatory observation techniques, in-depth interviews, also documentation of traditional activities, with key sources such as traditional figures, traditional assistants, and the younger generation. The research results show that the Cikondang community is able to maintain the continuity of tradition through a non-coercive customary law system, a traditional deliberation mechanism, and value regeneration through the active involvement of youth in cultural activities. In addition, people also make limited adaptations to digital media as a means of traditional documentation, while maintaining the boundaries of traditional ethics. Tradition functions as a dynamic, spiritual, and contextual system of ethics and social law.
References
Afriyani, E., Ayubi, M. W., Nurlatipah, R. A., Ginting, R. A. P., Novianty, P., & Pramadi, R. A. (2024). Program penguatan kesenian: Pengembangan kesenian Dogdog Kampung Garogol RW. 06 Desa Margaasih melalui publikasi media digital dan publikasi jurnal. Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 5(6).
Akbar, D., & Ansori, M. (2024). Tradisi mayoran sebagai instrumen penting dalam membangun kohesivitas sosial masyarakat Desa Kalipang. TANDA: Jurnal Kajian Budaya, Bahasa dan Sastra.
Chandra, F., Arqon, M., Bahri, R. A., & Al Jamili, M. F. (2024). Ritual adat sebagai instrumen hukum tidak tertulis masyarakat Jambi dalam perspektif filsafat hukum. Legalitas: Jurnal Hukum, 16(2), 122–132.
Darmawan, W., Kurniawati, Y., Yulianti, I., & Gumelar, F. E. (2023). Pengembangan nilai kearifan lokal ekologi Kampung Adat Cikondang dalam lingkungan kebudayaan dan komunitas melalui ecomuseum. Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 13(1), 73–89.
Djuwita, A. (2019). Pelestarian budaya Sunda melalui program Rebo Nyunda di Kota Bandung. Jurnal Inovasi, 13(2), 101–114.
Firmansyah, F., & Fadlilah, K. U. (2016). Improvement of involvement in society in the context of a smart community for cultural heritage preservation in Singosari. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 227, 503–506.
Harahap, Z. H. F., & Akil, R. (2025). Sinergi antara tradisi dan teknologi informasi: Merawat tradisi lokal melalui ritual digital platform Tiktok. Citizen: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 5(1), 361–369.
Khairunniza, L. D. E., & Handani, S. S. (2024). Rumah adat Cikondang dalam konteks pelestarian budaya dan lingkungan di era modern. Tsaqifa Nusantara: Jurnal Pembelajaran dan Isu-Isu Sosial, 3(2), 113–129.
Khairunniza, L. D. E., & Handani, S. S. (n.d.). Rumah adat Cikondang dalam konteks pelestarian budaya dan lingkungan di era modern. Tsaqifa Nusantara: Jurnal Pembelajaran dan Isu-Isu Sosial, 3(2), 113–129.
Khosihan, A., Utami, N. F., Wahyuni, S., & Nurfallah, B. A. (2022). Rasionalitas praktik pelestarian budaya Sunda pada destinasi wisata Kota Bandung. Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 12(2), 123–136.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Fa. Aksara Baru.
Krismantoro, D. (2022). Pengakuan hak masyarakat adat atas tanah ulayat: Analisis hubungan antara hukum nasional dan hukum adat. Akselerasi: Jurnal Ilmiah Nasional, 4(2), 21–32.
Maharani, M. G. W. (2022). Nilai-nilai multikulturalisme dalam tradisi Nyanggring di Desa Tlemang Kabupaten Lamongan sebagai sarana integrasi sosial. Jurnal Adat dan Budaya Indonesia, 4(1), 26–34.
Miharja, D. (2013). Tradisi Wuku Taun sebagai bentuk integrasi agama Islam dengan budaya Sunda pada masyarakat adat Cikondang. el Harakah: Jurnal Budaya Islam, 15(1), 65–79.
Miharja, D. (2015). Keberagamaan masyarakat adat Cikondang dalam menghadapi modernisasi. IAIN Bukittinggi, 1(1), 95–101.
Mutaqin, A. (2017). Spiritualitas agama lokal (Studi Ajaran Sunda Wiwitan aliran Madrais di Cigugur Kuningan Jawabarat). Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 8(1), 89–102.
NURJANAH, N., & SRIHILMAWATI, R. (2025). Revitalisasi bahasa, sastra, dan budaya Sunda melalui learningsundanese.com sebagai media digital pelestarian kearifan lokal. Learning: Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 5(1), 83–91.
Oktaviani, F., Tyaswara, B., & Roswida, R. (2019). Strategi komunikasi kepala adat dalam melestarikan kesenian beluk. Jurnal Signal, 7(2), 127–149.
Ratnaningtyas, E. M., Saputra, E., Suliwati, D., Nugroho, B. T. A., Aminy, M. H., Saputra, N., & Jahja, A. S. (2023). Metodologi penelitian kualitatif. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Setiawan, K. (2021). Nilai-nilai keislaman pada rumah adat masyarakat Cikondang. NU Online. https://svr.nu.or.id/riset-blaj/nilai-nilai-keislaman-pada-rumah-adat-masyarakat-cikondang-JjPaU
Universitas Gadjah Mada. (2016). Kearifan lokal masyarakat Kampung Adat Cikondang dalam melestarikan alam. https://ugm.ac.id/id/berita/11965-kearifan-lokal-masyarakat-kampung-adat-cikondang-dalam-melestarikan-alam/